PSSIJATIM -Kongres Tahunan PSSI Jatim 2019 yang selesai digelar pada Sabtu (23/2/2019) di salah satu hotel di Surabaya melahirkan sejumlah putusan penting.
Ada pun beberapa putusan Kongres Tahunan PSSI Jatim sebagai berikut:
1. Sepakat melakukan perubahan statuta PSSI Provinsi dan PSSI Kab/Kota (berkenaan dg keanggotaan dan voter, berkenaan dengan lembaga terafiliasi (SSB).
2. Kompetisi mengikuti regulasi pusat dan ditambah dengan menggelar Festival U-10.
3. Kompetisi selakbola wanita akan disusun dalam format full kompetisi dengan memperhatikan jumlah volume pertandingan yang cukup dan durasi waktu yg ideal.
3. Pengesahan anggota baru (Sumbersari FC)
4. Pengesahan perubahan nama dua klub, PSP Parabola menjadi FC Maestro, dan Putra Ijen menjadi Putra Sinar Giri.
5. Pengesahaan standarisasi SSB sekaligus akan melakukan pendataan SSB dan pengesahaan sebagai SSB terafiliasi PSSI Jatim.
6. Moratorium penerimaan anggota baru dalam dua tahun ke depan.
7. Merekomendasikan beberapa langkah langkah perbaikan kepada PSSI pusat berkenaan dengan isu-isu terkini yg menjadi konsen publik.
Putusan penting lainnya adalah mengenai sanksi untuk tiga klub anggota Asprov PSSI Jatim yang terbukti melakukan pelanggaran.
Adapun dua klub yang dijatuhi sanksi larangan mengikuti kompetisi di lingkup Asprov PSSI Jatim adalah Persikapro Probolinggo dan Kanjuruhan FC.
Hukuman itu berdasarkan putusan (Komisi Disiplin PSSI Jatim). Selain kedua klub tersebut juga ada Persewangi FC yang dihukum berdasarkan putusan Panitia Disiplin (Pandis).
Menanggapi hal itu, Ketua Asprov PSSI Jatim Ahmad Riyadh, UB, Ph.D berharap, tidak ada lagi kendala-kendala seperti ini. Melalui putusan ini juga program PSSI dalam setahun ke depan bisa berjalan dengan baik.
“Sampai saat ini PSSI Jatim masih menjadi yang terbaik dalam tataran pelaksanaan program dan kinerja. Ini membuktikan, PSSI Jatim bekerja sungguh-sungguh dalam memajukan sepak bola Indonesia,” ujar Ahmad Riyadh.
Berkaitan dengan pelaksanaan program yang berjalan dengan baik, Riyadh juga meyakini jika semua sudah tertata dan dijalankan dengan baik, berbagai prestasi membanggakan bakal tercapai.
“Outputnya nanti untuk kepentingan sepak bola nasional,” ujar Riyadh.
Riyadh meyakini, tanpa usaha keras serta kesungguhan dari semua anggota, Askab/Askot dan klub, apa yang dicita-citakan bakal sulit terwujud.
Maka itu pula, Riyadh berharap anggota Asprov PSSI Jatim mendukung dan mengambil peran dalam mewujudkan sepak bola Jatim yang lebih baik.
“Ke depan, saya harap klub-klub yang sudah mendapat peringatan satu dan dua, kembali mengikuti kompetisi yang digelar PSSI Jatim. Yang harus dipahami, ini bukan untuk Asprov, melainkan untuk mereka sendiri dan kemajuan sepak bola Jatim,” terang Riyadh.(*)
KOMENTAR