PSSIJATIM – Kursus pelatih lisensi D Nasional dengan kurikulum baru dimulai pada Minggu (7/10/2018) malam, Kusuma Agrowisata Hotel, Kota Batu. Berbeda dengan kursus pelatih sejenis sebelumnya, materi yang diberikan kepada peserta kursus kali ini bakal ditambahi dengan program Sport for Development-Pembinaan Karakter.
Dengan tambahan materi pada kurikulum tersebut, para peserta yang terdiri dari guru SD dan SMP ini tak hanya mendapatkan bekal sebagai pelatih sepak bola usia dini, tapi juga bagaimana membina karakter seorang pemain atau siswanya.
Seperti diutarakan Sekjen PSSI Ratu Tisha Destria saat konferensi pers pada Sabtu (6/10/2018) malam di tempat yang sama, kurikulum ini ditambahkan untuk menjawab tantangan sepak bola Indonesia ke depan.
Materi pembinaan karakter sendiri bertujuan agar siswa SD dan SMP, serta di sekola sepak bola di Indonesia memiliki karakter yang baik. “Dengan karakter yang baik, setidaknya kelak para pemain sepak bola kita bisa menjadi manusia yang lebih baik. Kalau pun nantinya tidak menjadi pemain, minimal jadi orang baik yang nantinya memberikan kontribusi positif bagi lingkungan di sekitarnya,” ujar Tisha.
Sementara itu, Direktur Teknik PSSI, Danur Windo mengungkapkan, PSSI memfokuskan pada usia dini karena dalam beberapa tahun ke depan, di tangan merekalah sepak bola Indonesia akan digantungkan. “Karakter yang baik akan menjadikan mereka pemain yang berkualitas,” tuturnya.
Danur sangat berharap, melalui kurikulum terbaru yang menyasar pelatih sepak bola dan guru olahraga di sekolah umum dan sekolah sepak bola ini, upaya PSSI untuk mengatasi kekerasan di sepak bola juga terwujud.
Sementara itu, sesuai jadwal yang disusun PSSI, kursus ini akan berjalan selama seminggu penuh, terhitung mulai Minggu 7-15 Oktober 2018 mendatang.
Khusus Guru Olahraga
Sekretaris Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jawa Timur (Jatim) Amir Burhannudin mengatakan, kursus lisensi D nasional kali ini dikhususkan untuk guru olahraga. Pada gelombang pertama, kursus dilangsungkan di Malang Raya dan Blitar.
“Akan ada 14 kelas sampai Desember 2018. Setelah Kota Batu, kami akan melangsungkan di Gresik, Ngawi dan Pasuruan pada 4 November nanti,” ujar Amir. Kursus di Batu akan diisi oleh dua instruktur yakni Jessie Mustamu dan Kartono Pramdhan.
Wakil dari Departemen Teknis PSSI, Ganesha Putra menambahkan bahwa sebelum kursus lisensi D Nasional ini dimulai, para instruktur lebih dulu mendapatkan kelas untuk program Sport for Development. Dalam hal ini, PSSI dibantu oleh Asosiasi Sepak bola Jerman (DFB) dan Australia (FFA). Selama sepekan penuh, 1-6 Oktober 2018 para instruktur melahap materi yang diberikan oleh representasi sepak bola Jerman dan Australia itu.
“Program ini bisa terselenggara atas kerja sama PSSI dengan DFB, FFA, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, serta AFC,” tutur Ganesha.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha berharap para peserta kursus bisa mencetak pemain-pemain muda yang memiliki pribadi yang baik. Sebab, perkembangan sepak bola yang baik dilakoni oleh manusia yang baik itu dimulai dari sekolah.
“Fundamental sepak bola itu sebenarnya ada di aktivitas fisik ketika sekolah. Bagaimana calon pesepak bola itu membawa diri di tengah-tengah masyarakat dengan baik, itu dimulai sejak sekolah,” jabar Tisha.
“Hal-hal yang ingin kami ajarkan bahwa segala sesuatu tidak boleh lepas dari pendidikan. Bahkan di Liga 1 U-16, kami akan mendiskualifikasi suatu klub jika ada satu anak yang putus sekolah demi bermain sepak bola,” tutup Tisha.(PSSI-JATIM)
KOMENTAR